Mohan maaf sebelumnya jika fanfiction ini ga jelas, mohon dimaklumi karena ini fict pertama saya....
Happy Read Minna-san...
“Kenapa
semua ini harus terjadi padamu Nii-san? Kenapa kau bersikeras untuk
menyelamatkanku saat itu, padahal jika kau membiarkanku dibunuh oleh mereka,
ini semua tidak akan pernah terjadi padamu...” ucap seorang gadis Hyuuga
bermata lavender dengan rambut indigo yang sedang duduk menghadap sebuah batu
nisan bertulisan ‘Hyuga Neji’. Gadis itu menangis dihadapan batu nisan itu.
Angin tampak
bertiup menghambrkan dedaunan yang ada di sekitar gadis itu. Gadis itu berdiri
memandang langit. Lama ia memandang langit sampai akhirnya ia mulai menampakkan
sebuah senyum tipis yang penuh ketegaran. “ aku akan terus berlatih,berjuang
dan bekerja keras agar aku menjadi kuat dan bisa melindungi orang-orang yang
aku sayangi.... untukmu Neji-nii” ucap gadis indigo itu. Ari demi ngin pun
bertiup kencang kembali menyapu dedaunan dan mengibaskan rambut indigo milik
gadis itu.
Hari demi
hari telah berlalu hingga sudah satu tahun berlalu sejak kejadian yang pernah
ia alami dan merenggut nyawa kakaknya. Selama
itu pula ia selalu menepati janjinya untuk selalu berlatih dan menjadi kuat
untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.
Sore ini
Hinata, nama gadis indigo itu, sudah beada di tempat latihan. Sebuah tempat
dengan tanah lapang yang dikelilingi hutan dan sebuah danau di salah satu
sisinya inilah yang menjadi tempat Hinata latihan setiap hari. Tanpa pikir
panjang ia lansung memasang kuda-kudanya dan mulai berlatih. Dengan
sungguh-sungguh ia berlatih hingga ia menjadi lebih kuat sekarang.
Tanpa ia
sadari seorang pemuda brambut coklat jabrik dengan tanda lahir segitiga merah
di pipi sedang mengamatinya. Pemuda itu tidaklah sendiri melainkan deitemani
oleh seorang pemuda dengan pakaian serba tertutup dan berkacamata hitam.
‘Apa tidak
apa-apa jika kita membiarkannya berlatih sekeras itu?” ucap Kiba, pemuda
berambut coklatbitu.
“Sudahlah
biarkan saja, nanti kalau lelah juga dia berhenti sendiri”, ucap Shino dingin,
pemuda berpakain serba tertutup itu.
“‘Kau ini bagaimana?
Dia itu teman kita masa kau mau membiarkannya begitu saja!!” ucap Kiba dengan
deathgleirnya. Namun Shino malah beranjak pergi meninggalkan Kiba.
“Ahh.. ya
sudahlah terserah kau saja...” ucap Kiba pasrah dan ikut pergi menyusul Shino.
Hinata sedari
tadi masih sibuk dengan latihannya. Bahkan ia tidak memperdulikan hujan yang
mulai mengguyur tubuhya yang mungil itu. Ia benar-benar tidak peduli akan hal
itu yang ia pikirkan sekarang hanyalah ia harus berlatih keras agar menjadi
lebih kuat lagi.
‘Aku tidak
pedli walau hujan sekalipun aku tidak akan berhenti!’ ucapnya dalam hati.
Dari
kejauhan tampak seoang pemuda berambut kuninga jabrik dengan tanda seperti
kumis kucing di pipinya sedang mengamati Hinata dari balik pohon besar di salah
satu sisi tempat latihan Hinata. Naruto nama pemuda itu.
‘ Maafkan
aku Hinata....’ ucap Naruto dalam hati.
Bbruuggk.
Naruto tergugah melihat Hinata yang sudah terkapar di padang latihan. Dengan segera Naruto
menghampiri Hinata yang tak sadarkan diri. Diragkulnya tubuh mungil Hinata dan
membawanya k e bawah pohon besar di pinggir padang latihan itu agar terhindar
dari hujan.
Naruto menyanderkan tubuh Hinata pada pohon
besar itu. Tak berapa lama Hinata sadar dari pingsannya. Naruto menyanbut
kesadaran Hinata dengan sebuah senyum manisnya.
“ Apa kau
baik-baik saja Hinata-chan?” tanya Naruto. Hinata yang menyadari bahwa itu adalah
Naruto langsung memalingkan wajahnya.
“Aku
baik-baik saja, terima kasih..” balas Hinata dengan dnigin. Hinata merasa
hatinya panas seperti di bakar api amarah yang menggebu-gebu. Hinata menganggap
bahwa Narutolah penyebab kematian Neji. Naruto sendiri suadh menyadari hal itu.
Tetapi ia tak ingin membenci Hinata hanya karena hal seperti itu. Dan Naruto
juga ingin menepati janjinya pada Neji. Cukup lama meraka terdiam tanpa ada
kontak satu samalain hinga hujan pun hanya tinggal gerimis.
“Aku tahu
bagaimana perasaanmu Hinata, maafkan aku” ucap Naruto lirih memecah keheningan.
Namun Hinata tidak menunjukkan respon apa-apa. Hinata merasa bahwa hatinya sekarang
serasa dihantam bom atom yang siap meledak. Ingin sekali ia marah,tetapi
hatinya tidak mampu untuk melakukuan itu pada orang yang pernah ia sayangi itu.
Karena ia
merasa tak mampu menghadapi apa yang terjadi kali ini, ia memilih untuk pergi meninggalkan
Naruto. Ia berlari melewati garis hujan meninggalkan Naruto yang masih
termenung ditempat. Entah kemana tujuannya saat ini tapi yang jelas ia tak
mampu menahan rasa sakit hati yang begitu dalam. Dari kaejauhan Narutomemandang
Hinata yang mulai menghilang dari pandangan.
Berlari
dan terus berlari hanya itu yang bisa Hinata lakukan saat ini. Air mata terus
mengalir di pipinya. Pikirannya terbuai entah kemana.
‘ Apa aku
membencinya?Kenapa aku begitu membencinya? Apa salahnya?...’ teriak Hinata dalam
hati merutuki kebenciannya pada Naruto. Kini ia semakin menangis dan
menjerit menahan rasa sakit di hati dan
kebenciaannya. Tubuhnya tak kuat lagi berlari. Kaki-kakinya seakan tak mampu digerakkan kagi. Lututnya
pun bergetar dan terasa lemas hingga akhirnya ia jatuh tersungkur di jalanan
yang dibanjiri air hujan. Ia menagis sejadi-jadinya.
Tanpa ia
sadari seseorang dengan tubuh yang kekar dan basah kini memeluknya di tengah
hujan yang mengguyur. Ia tak tahu siapa dia kaena wajahnya ia tutupi dengan telapak
tangannya. Dia tidak peduli ia hanya ingin menenangkan dirinya.
Hinata
mulai membuka sedikit demi sedikit kelopak matanya yang sedikit bengkak. Dia
tersadar kini ia sedang berada di gendongan seseorang yang tampaknya ia kenali.
Punggung, warna pakaian, ramut, serta aroma orang itu benar-benar Hinata
kenali.
“ Jangan
berharap bahwa aku akan memaafkanmu begitu saja setelah perbutanmu ini..” ucap
Hinata datar pada pemuda itu. Pemuda itu tampak tak menghiraukan ucapan Hinata
dan masih terus berjalan beberapa saat.
Hingga akhirnya pemuda itu berhenti.
“ Bukan,
aku melakukannya bukan karena itu, tapi karena... janjiku pada Neji..” ucap
pemuda itu. Hinata tergugah mendengar ucapan pemuda itu. Hinata tampak lemas
mendengar setellah mendengar ucapan itu. Angin pun tba-tiba bertiup membaw
dedaunan yang bertebaran di jalanan.
Pagi ini
Hinata bergegas pergi untuk menemui hokage. Karena Tsunade memberi memberi misi
padanya. Karena harus cepat terpaksa Hinata punmemilih untuk melewati rumah
Naruto.entah apa yang mengganggu pkirannya hingga mampu membuatnya terpeleset
didepan rumah Naruto. Untung saja saat itu Naruto sudah keluar dari rumahnya
dan datang menolong Hinata.
Naruto
menurunkan Hinata didepan rumahnya. Setelah diturunkan Naruto di depa rumahnya,
Hinata segera pergi. Ingin Naruto berbicara pada Hinata,tetapi Hinata sudah
terburu pergi. Naruto menyesali perbuatannya dulu dan tdak mamu melakukan
apa-apa untuk Hinata. Dari kejauhan Hinata
trlihat menengok hanya untuk memandangi Naruto yang diam terpaku di depan
rumahnya. Hinata begitu menyesali perbuaatnnya pada Naruto.
Di kantor
hokage,terlihat Tsunade sedang memberi misi kepada Shikamaru, Sakura, Naruto
dan Hinata.
“ Nara
Shikamaru, Haruno Sakura, Uzumaki Naruto, dan Hyuga Hinata, aku memberi kalian
misi unutk menangkap ninja samuarai mata-mata dari Hokigakure, hidup atau
mati!” perintah Tsuande dengan logatnya yang mengerikan. Keempat ninja itu
langsung pergi meninggalkan kantor hokage untuk menjalankan misi.
Di
perjalanan mereka mencoba untuk mengatur strategi penyerangan sambil berpijak
pada ranting-ranting pohon. Shikamaru sebagai pemimpin tim mengatur strategi
dengan baik.
“Menurut
informasi yang kita dapat, ninja samurai itu terdiri dari empat orang. Dua
diantaranya ninja biasa, dan dua lainnya ninja samurai yang cukup hebat. Kita
harus berhati-hati tertama pada ninja samurai itu.” Ucap Shikamaru.
“ Jika
mereka ada empat orang kemungkinan kita akan menghadapi mereka satu lawan satu.
Karena itu aku ingin Hinata di posisi depan, Naruto di posisi kedua, aku di
posisi ketiga dan Sakura pada posisi terakhir”.tambah Shikamaru.
“Baik!”
sahut mereka bertiga.
‘Semoga
tidak terjadi apa-apa, perasaanku tidak ena.’ Ucap Shikamaru dalam hati.
Hinatamengaktifkan
byakugannya dan melihat target ada di depan mereka.
“ Musuh
ada di depan kita!” ucap Hinata.
“Apa?”
ucap Naruto kaget.
“Mereka
bersiap melawan kita” tambah Hinata.
“Baiklah!”
uap Shikamaru.
Mereka
telah sampai pada tempat dimana para ninja samurai itu berada. Dan begitu
mereka datang mereka langsung disambut oleh perlawanan para ninja samurai itu.
Mereka menangkis serangan-serangan dari para ninja samurai tu. Meskipun mereka
berhasil menangkis serangn musuh tetapi bukan berarti mereka menang, bahkan
musuh tampak tidak kelelahan sama sekali. Tim Naruto sudah cukup lelah,karena
pertarungn itu cukup menguras tenaga mereka.
“Tak
kusangka ternyata mereka sangat kuat. Meskipun banyak melakukan perlawanan,
tapi mereka tidak terlihat kelelahan” ucap Sakura sambil melakukan perlawanan
pada musuh.
“Gawat..chakraku
hampir habis” ucap Shikamaru dengan
nafas ngos-ngosan.
Saat Shikamaru lengah salah satu ninja samurai itu
menyerang Shikamaru dan berhasil membuat Shikamaru terpental dan tak berdaya.
“Shikamaru!!!!” ucap mereka bertiga. Mereka
geram dan terud berusaha memberikan perlawanan. Sakura melancarkan pukulan
mautnya. Salah satu musuh pun sekarat setelah terkena pukulan maut Sakura. Kini
Sakura harus berhadapan lagi dengan ninja yng berhasil mengalahkan Shikamaru.
“Tak bisa
ku biarkan, kyaaa!!” Naruto melancarkan serangan-serangnnya dan berhasil
ditangkis oleh musuh. Kini samurai itu melancarkan serangan pedangnya dan
berhasil mengenai kaki kanan Naruto. Naruto jatuh tersungkur menahan sakit dan
mencoba bangkit namun tidak bisa.
Kakinya terlalu sakit untuk sekedar berdiri.
“Naruto!!!!”
teriak Sakura. Kali ini Sakura yang lengah. Musuhpun mencoba menyerang Sakura.
Akhirnya Sakura terkena serangan musuh dan terpental menghantam pohon besar.
“Nnggghhh....sial...”
gerutu Sakura lalu pingsan.
Di lain
tempat Naruto yang masih belum bisa bangkit. Hinata masih tetap pada
pertarungannya, ia tampak tak memiliki celah untuk menyerang dan setelah sekian
lama akhirnya ia mendapatkan celah untuk menyerang musuh. Hinata pun bisa
mengalahkan satu musuh, ia bangga. Sementara Naruto masih tersungkur, ninja samurai itu segera
menghujam samurainya kepada Naruto. Naruto yang masih belum bisa bangkit
terkejut kaku. Namun tiba-tiba ninja samurai itu terpental , tetapi sayangnya
samurainya berhasil mengenai lengan kiri Naruto. Naruto meringis kesakitan. Di
depannya terkihat Hinata mengeluarkan jurusnya dan menyelamatkan Naruto. Naruto
pun kaget, karena hanya dengan satu jurus saja Hinata dapt mengalahkan ninja
samurai tersebut.
Masih ada
satu ninja samurai yang masih tersisa, ninja samurai itu terlihat sedang
mengangkat samurainya lali berlari kearah Hinata. Naruto yang melihat kejadian
itu tidak bisa diam saja, dia berusaha bangkit dan mencoba menyelamatkan
Hinata.
“
Hinata.... awas di belakngmu!!!!” teriak Naruto yang berusaha bangkit.
Hinata
menoleh ke belakang dan mendapati seorang samurai berlari mendekat sambil
mengayunkan samurainya. Hinata hanya bisa diam terpaku. Ia jadi teringat
kejadian yang pernah merenggut nyawa Neji karena ninja samurai itu. Ia takut,
tubuhnya bergetar. Ia pun hanya bisa menutup matanya dan menangis.
Terdengar
suara samurai menusuk tubuh, tetapi Hinata tidak merasakan bahwa samurai itu
menembus tubuhnya. Ia membuka matanya perlahan. Alangkah kagetnya ia bahwa
samurai itu telah menembus tubuh Naruto. Tubuh Hinata menjadi semakin kaku,
dingin dan bergetar. Dilihatnya Naruto menoleh kearahnya dan tersenyum walau
dengan wajah menahan rasa sakit.
“ Apa kau
baik-baik saja Hinata???” tanya Naruto dengan mata sayu dan kesakitan. Hinata
masih belum mampu menjawab pertanyaan Naruto karena ia masih belum percaya
bahwa yang menyelamatkannya adalah Naruto. Orang yang ia benci karena dianggap
telah membuat Neji terbunuh.
“
Bersaarlah Hinata, aku akan menyelesaikannya” ucap Naruto meyakinkan dan Naruto
pun batuk darah setelah mengucapkannya.
“
Na..Na..Naruto..” lirih Hinata. Naruto sudah bersiap menyerang, satu tangannya
mengepal bersiap untuk memukul musuh, sementara satu tangannya lagi menahan
hunusan pedang yang menancap di tubuhnya agar musuh tidak dapat menghunuskan
pedangnya semakin dalam. Tanpa pikir panjang Naruto langsung memukul musuh dan
musuh pun kaget dengan serangan Naruto, sehingga musuh tidak mampu menghindari
serangan Naruto. Serangan Naruto tepat mengenai sasaran walaupun dengan sedikit
sisa kekuatan yang dia miliki.
Ninja samurai itu terpental dan pedang yang
menancap di tubuh Naruto pun ikut tercabut bersama ninja samurai yang terpental
tadi. Naruto berteriak menahan sakit ketika pedang itu tercabut dan akhirnya
Naruto pun terjatuh.
“
Naruto...!!!” teriak Hinata yang bangkit dan berlari hendak menangkap Naruto
yang mulai terjatuh.
Tubuh
Naruto mendarat mulus di pangkuan Hinata. Nafas Naruto tersengal-sengal,
tubuhnya bersimbah darah dan kesakitan.
“
Naruto...” rintih Hinata menangis. Naruto menampakkan senyum walaupun dengan
keadaan yang begitu menyakitkan dirinya.
“ Hinata..
go..gomen nee...” ucap Naruto lirih. Hinata meneteskan air mata.
“
Tidak..harusnya aku yang maaf..” balas Hinata dengan menangis. Naruto tersenyum
tipis, tapi tiba-tiba Naruto batuk mengeluarkan darah. Hal itu membuat Hinata
semakin panik.
Shikamaru
dan Sakura mulai tersadar dari pingsannya. Mereka melihat sekeliling dan baru
menyadari bahwa musuh sudah kalah. Dan akhirnya mereka pun menemukan Hinata dan
Naruto yang sudah penuh luka berada di pangkuan Hinata. Mereka segera menyusul
Naruto dan Hinata.
“ Naruto..
kau.. “ perkataan Hinata terpotong karena Naruto meletakkan jari telunjuknya di
bibir Hinata.
“ Aku..aku
tidak apa-apa Hinata..” ucap Naruto terbata.
“Naruto!!kau
terluka biarkan aku mengobatimu...” ucap Sakura yang baru saja datang denga
berlari.
“ Tidak
Sakura..simpan saja tenagamu...aku tidak apa-apa..” tolak Naruto dengan
menjauhkan tangan Sakura yang mulai mengobatinya.
Sakura
tersentak kaget dan dia hanya bisa menuruti kemauan Naruto, yang merupakan
sahabatnya sendiri. Naruto mencoba bangun dari pangkuan Hinata dan menghadap
Hinata. Dengna penuh luka dan darah, Naruto dengan yakin duduk berlutut di
hadapan Hinata.
Hinata
merasa sedih dan menyesali perbuatannya di masa lalu kepada Naruto. Hinata
menangis tidak mampu menahan rasa sakit yang kian mengganjal di hatinya. Hinata
semakin terpikirkan oleh kenagan masa kecil ketika Hinata diselamatkan oleh
Naruto dari anak-anak nakal, ketika Hinata menyelamatkan Naruto dari Pein,
hingga saat ujian chunin melawan Neji. Tangis kian menggebu-gebu diri Hinata.
Perlaha tangan Naruto terangkat dan menggapai pipi porselen Hinata yang penuh
dengan air mata. Tangan itu menghapus air mata yang masih mengalir di pipi
Hinata, meskipun harus meninggalkan bekas darah di pipi porselen itu.
“ Jangan
menangis Hinata... hanya ini yang bisa kulakukan untuk memebus kesalahanku...”
ucap Naruto.
“ Semua
itu bukab salahmu... tetapi.. itu semua sudah takdir kematian Neji-nii
san..justru aku berterima kasih karena kau telah melindungiku..” ucap Hinata
sambil terisak.
“ Itu
semua aku lakukan karena janjiku pada Neji..dan juga karena.. aku mencintaimu
Hinata...” ucap Naruto tegas dengan percaya diri.
“ Aku juga
mencintaimu Naruto...” ucap Hinata lalu memeluk Naruto yang masih dalam keadaan
bersimbah darah. Naruto membalas pelukan itu dan senyum bahagia tersemat
diantara ujung bibirnya. Hanya bertahan beberapa lama, pelukan itu pun mulai
melemah. Mata sayu Naruto yang tadinya terlihat bahagia, kini mulai menutup
perlahan dan akhiirnya, tertutup rapat untuk selamanya.
Shikamaru
dan Sakura tidak sanggup menyaksikan kepergian sahabatnya secepat ini. Sakura
menangis sejadi-jadinya di pundak Shikamaru. Semantara Hinata, sepertinya sudah
menyadarinya namun dia belum ingin melepaskan pelukan terakhirnya. Setelah
beberapa lama, akhirnya pelukan itu dilepaskan. Tubuh Naruto ynag nampak kaku
dan masih terasa hangat itu mulai diletakkan di pangkuan Hinata kembali.
“ Kenapa
kau meninggalkanku begitu cepat Naruto???....” rintih Hinata dalam hati. Dia
sangat terpukul dengan kepergian orang yang yang sangat dicintai itu. Selama
ini tidak ada orang yang mampu membangkitkan semangat hidup Hinata selain
Naruto. Tidak ada yang lain selain Naruto. Hanya Naruto.....
END